Taksonomi Tanaman Kakao
Taksonomi Tanaman Kakao
Tanaman kakao yang dikomersialkan
adalah spesies Theobroma cacao L.
merupakan satu diantara 22 spesies dalam genus Theobroma, meskipun ada juga T. pentagona, namun nilai komersilnya
masih rendah. Spesies selain itu hingga
saat inibelum ada yang dikomersialkan, misalnya Theobroma glandiflora yang pulp
buahnya beraroma harum sehingga berpotensi digunakan sebagai bahan
minuman. Semua spesies magra Theobroma tersebut termasuk tanaman
diploid dengan jumlah kromosom 20 buah.
Sistematika kakao menurut Tjitrosoepomo (1988) sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Subkelas : Dialypetalae
Ordo : Malvales
Famili : Sterculiaceae
Genus : Theobromo
Spesies : Theobroma cacao Linneaus
1. Karakteristik Tanaman
Daun
Daun merupakan organ vegetatif utama
yang dapat digunakan secara mudah untuk membedakan antar genotipe kakao
berdasarkan variasi warna flush atau
daun muda. Warna flush kakao sangat variatif tergantung intensitas kandungan
antosianin, mulai kuning cerah (tidak ada antosianin), kecokelatan, merah muda
hingga merah tua. Bentuk flush tersebut tipis dan lunak yang
relatif sama antar tanaman.
Daun kakao juga bervariasi dalam hal
bentuk, ukuran, dan tekstur. Bentuk daun
kakao bias ditentukan berdasarkan rasio panjang dan lebar dari titik
terlebarnya sehingga dapat diketahui apakah daun berbentuk oval (rasio <2),
ellips (rasio =2), atau obovate (rasio >2).
Ukuran daun ada yang kecil, sedang, ataulebar sedangkan teksturnya ada
yang halus dan ada yang bergelombang.
Karakteristik warna dan bentuk daun ini tidak berhubungan dengan produktivitas
tanaman.
Bunga kakao termasuk jenis cauliflowers, yaitu bunganya menempel
pada batang atau cabang-cabang utama, meskipun ada juga tanaman kakao yang
tidak bersifat cauliflowers. Bunga kakao mengikuti rumus K5C55A5+5G(5),
yaitu tersusun atau 5 kelopak bunga (sepala) yang tidak saling terkait, 5
mahkota (petala), 10 tangkai sari (tersusun dalam 2 lingkaran) masing-masing
terdiri atas 5 tangkai sari (stamen) dan 5 daun buah (staminode) yang bersatu
(Murray, 1975).
Pembungaan kakao bias terjadi
sepanjang tahun meskipun intensitasnya bervariasi antar musim, tergantung
kondisi iklim dan tingkat produksi buah (Bartley, 2005). Bunga kakaomemiliki bakal buah (ovary) dengan beberapa sel telur yang
terpilih dalam 5 ruang (loculus) dan
setiap ruang berisi beberapa sel telur yang jumlahnya bervariasi antara 8
hingga 16, tergantung faktor genetik tanaman (Bartley, 2005). Bunga kakao yang telah terserbuki akan
berkembang menjadi buah hingga masak memerlukan waktu sekitar 5 – 6 bulan.
Secara umum, kakao bersifat menyerbuk silang (cross pollinated) meskipun ada perbedaan kompatibilitas persilangan antar genotipe kakao. Tanaman kakao terbagi dalam tiga macam, yaitu kompatibel menyerbuk sendiri (self compatible), kompatibel menyerbuk silang secara umum (general cross compatible), dan kompatibel menyerbuk silang secara spesifik (specific cross compatible) (Suhendi et al., 2000).
Buah
Bentuk dan warna buah merupakan
bagian terpenting bagian terpenting tanaman kakao yang dapat digunakan untuk
membedakan antargenotipe tanaman. Buah kakao bervariasi dalam hal warna,
bentuk, bentuk pangkal, dan ujung. Variasi bentuk buah kakao sangat ekstrem,
antara lonjong (oblong), jorong (clliptic), bulat telur sungsang (obovate), bundar (orbicular), dan jorong lintang (oblate).
Demikian juga keberadaan leher botol (bottle
neck) pada pangkal buah bevariasi mulai tidak tampak hingga tampak sangat
kuat, sedangkan variasi ujung buah antara lain tirus (attenuate), lancip (acute),
tumpul (abtuse), membulat (rounded), berputing (mammelate). Warna buah kakao muda
bevariasi antara merah, hijau, hijau muda, merah, merah muda, merah keputihan,
merah tua, cokelat, dan cokelat kemerahan, kemudian berubah warna bila masak
yang bervariasi antara hijau kekuningan, kuning, oranye, dan merah kekuningan
(Susilo, 2005). Buah kakao apabila telah masak akan berubah warna dari warna
dasar tersebut. Perubahan warna buah ini juga tergantung jenis klon. Secara
umum, apabila buah kakao berwarna hijau bila masak akan berubah kuning,
sedangkan buah yang berwarna merah akan berubah menjadi orange.
2. Lingkungan Tumbuh Kakao
Iklim
Iklim adalah keadaan rata-rata dari
tingkah laku atau pola cuaca yang terjadi pada periode tertentu yang panjang
yang umumnya diukur melalui curah hujan, suhu udara, tekanan udara, evaporasi,
kecepatan dan arah angina, lama penyinaran, dan energy radiasi matahari. Iklim
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman. Pada daerah asalnya, tanaman kakao merupakan tanaman yang tumbuh pada
kondisi lingkungan di bawah hutan hujan tropis. Habitatnya merupakan daerah
yang panas dan lembap. Oleh karena itu, beberapa komponen iklim berpengaruh
sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman kakao, antara lain:
suhu, curah hujan, angin, kelembapan, dan cahaya.
Kondisi iklim makro tidak dapat
diubah melalui teknik budidaya, namun demikian kondisi iklim mikro di dalam
kebun kakao sampai batas tertentu dapat diatur melalui pengaturan pohon
pelindung yang berpengaruh terhadap penyinaran dan kelembapan.
Komponen iklim lainnya, seperti lama
penyinaran dan lain-lain, pada umumnya karena komponen-komponen iklim tersebut
sudah tercermin dan saling berkaitan dengan curah hujan dan suhu, sehingga
respon tanaman kakao terhadap komponen iklim lainnya sudah dapat diwakili oleh
curah hujan dan suhu.
a. Suhu
Suhu
merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap proses fisiologi
tanaman kakao. Beberapa ahli menyebutkan bahwa suhu yang sesuai untuk tanaman
kakao berkisar antara 23 – 27oC, atau 24 – 28oC.
Batas bawah untuk keberhasilan
pertumbuhan tanaman kakao adalah rata-rata suhu bulanan 15oC dan
suhu minimum absolut tidak kurang dari 10oC. Suhu yang optimal untuk
kakao adalah antara 15 – 30oC dengan suhu optimum 25oC.
Suhu rendah dapat menghambat
petumbuhan dan perkembangan tanaman kakao.
Pada suhu dibawah 25oC pembentukan bunga terhambat dan
pertumbuhan melambat. Kerusakan tanaman
terjadi apabila terjadi keadaan beku (frost)
akan menyebabkan daun gosong dan semua bunga gugur.
Suhu yang terlalu tinggi menyebabkan
pertumbuhan vegetative yang berlebihan.
Pada suhu lebih dari 28oC, akan menyebabkan terjadinya
ledakan tunas (flush) yang
berlebihan. Suhu juga berpengaruh
terhadap perkembangan buah kakao. Pada
suhu yang lebih rendah, buah kakao membutuhkan waktu yang lkebih lama untuk
menjadi masak.
Lebih lanjut disarankan untuk tidak
menanam kakao pada tempat dengan ketinggian lebih dari 900mdpl, karena berawan
dan sering terjadi periode berkabut yang panjang sehingga tanaman kakao mudah
terserang penyakit.
b. Curah hujan
curah hujan dan distribusi nya
merupakan faktor penting dalam budidaya kakao.
Tanaman kakao memerlukan curah hujan tahunan yang lebih besar dari pada
evapotranspirasi nya atau memrlukan curah hujan yang cukup dan terdistribusi
merata. Curah hujan yang diperlukan oleh
tanaman kakao bervariasi antara 1.500-2.500 mm/tahun.
Pada daerah dengan curah hujan hujan
kurang dari 1.200 mm/tahun tanaman kakao hanya akan berhasil jika ada irigasi,
karena evapotrasinya lebih besar dari pada curah hujan.
c. Kelembaban udara
tanaman kakao membutuhkan lingkungan
dengan kelembaban udara yang tinggi.
Kelembaban yang tinggi dan konstan di atas 80% merupakan mikroklimat
hutan hujan tropis dan dapat menjamin keseimbangan metabolism tanaman, karena
kelembaban yang tinggi akan mengimbangi evapotransipirasi. Pada tanah yang mempunyai kandungan air yang
cukup, tanaman dapat memelihara keseimbangan air pada kondisi kelembaban udara
rendah. Jika tanah mampu menyediakan
air, penurunan kelembaban udara sampai dengan 40-5-% pada tengah hari tidak
merugikan tanaman, namun apabila kehilangan air melebihi penginapan dalam waktu
yang lama, tanaman akan layudan mati. Keadaandengan kelembaban yang tinggi
dapat mengurangievapotranspirasi dan mengopensasi curahhujan yang rendah. Namun perlu diingat bahwa keadaan dengan
kelembaban yang tinggi dan terus-menerus yang memungkinkan terjadinya serangan
penyakit yang di sebabkan oleh jamur.
d. Angin
angin merupakan faktor yang perlu di
perhatikan dalam budidaya kakao. Angina
yang bertiup dapat merusak tanaman kakao melalui dua cara, yaitu: (a) angin
dapat merobek dan merusak daun, terutama daun muda yang baru berkembang dari flush, dan (b) meningkatkan kehilangan
air dari tanaman melalui transpirasi yang akhirnya menyebabkan defoliasi (daun
gugur). Di daerah dengan kecepatan
1m/detik tidak terjadi defoliasi. Di
daerah dekat laut, angina yang mengandung garam juga berpengaruh terhadap
gosongnya daun kakao, akibat timbunan unsur khlor pada daun meningkat.
Lama dan intensitas angina menjadi
pembatas dalam budidaya kakao pada daerah yang sering dilalui angina keras
tanaman kakao tidak dapat tumbuh baik tanpa adanya tanaman pematah angin.
e. Cahaya
Cahaya merupakan faktor penting yang
berhubungan dengan pertumbuhan dari produksi tanaman kakao. Sebagai tanaman
yang pada daerah asalnya tumbuh terlindung pohon besar dalam budidayanya
tanaman kakao memerlukan naungan. Tidak mungkin untuk menanam kakao di lapangan
tanpa menaungi tanaman muda pada 2 – 3 tahun pertama. Intensitas cahaya dengan
75% cahaya matahari dapat dikatakan sebagai intensitas penyinaran optimum.
Pada kondisi persyaratan lain, pada
keadaan terpenuhi dilaporkan bahwa pembongkaran naungan dan penggunaan pupuk
dapat meningkatkan produksi kakao. Namun meningkatnya produksi kakao karena
pembongkaran naungan biasanya tidak langgeng. Masalah cahaya tampaknya tidak
lepas dari masalah naungan, sehingga dapat dikatakan bahwa naungan tetap
diperlukan dalam budidaya kakao, karena tanaman penaung juga berfungsi sebagai
penyangga lingkungan, yaitu berfungsi untuk mengatur cahaya, menjaga suhu dan
kelembapan, serta mengurangi evaporasi dari tanah. Macam dan jenis tanaman
penaung kakao dapat disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan kegunaanya.
Tanah
Tanah merupakan lapisan terluar dari
kerak bumi yang terdiri atas batu, mineral, dan bahas organic. Tanaman kakao
dapat tumbuh dan berkembang pada beberapa jenis tanah. Tanah yang optimal untuk
tanaman kakao adalah tanah yang dalam, memiliki daya retensi air yang tinggi,
berdrainase dan aerasi baik, tidak memilki lapisan pembatas pertumbuhan akar,
dan memiliki kemampuan yang tinggi dalam menyediakan unsur hara.
Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi tanaman adalah sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Sifat kimia tanah yang meliputi kadar unsur hara dalam tanah baik makro maupun
mikro, kejenuhan basa, kapasitas pertukaran kation, pH atau kemasaman dan kadar
bahan organic relative mudah untuk diperbaiki dengan teknologi yang ada. Sifat
fisik meliputi tekstur, struktur, konsistensi, kedalaman solum, konkresi, yang
relative sulit untuk diperbaiki walaupun teknologi untuk beberapa perbaikan
fisik sudah ada. Sifat biologi tanah belum menjadi pertimbangan dalam melakukan
penilaian kesesuaian lahan, karena hubungannya belum banyak diketahui secara
pasti. Secara tidak langsung sifat tersebut memengaruhi pertumbuhan tanaman.



0 Response to "Taksonomi Tanaman Kakao"
Posting Komentar